UIN
Sunan Kalijaga adalah kampus dengan biaya termurah di Yogyakarta. Walaupun
begitu, butuh lika-liku serta perjuangan untuk masuk menjadi mahasiswanya. Sedikit
berbagi pengalaman, tujuan saya setelah lulus dari bangku MAN adalah PKN STAN,
sekolah kedinasan yang paling diminati di negeri ini. Saya berjuang mati-matian
mulai latihan fisik hingga latihan bahasa Inggris mulai dari grammar hingga
TOEFL sejak kelas 12 awal. Setelah berjuang selama berbulan-bulan tanpa henti,
akhirnya waktu tes ujian pun tiba. Saya mengerjakan semua soal-soal tersebut
dengan lancar tanpa kesulitan. Namun, saya salah strategi. Jawaban saya yang
mayoritas sudah saya jawab tidak langsung saya hitamkan, tapi hanya saya beri
tanda titik-titik di setiap kolom LJK, sehingga saat waktu ujian habis, saya
masih menghitamkan jawaban saya di LJK dengan terburu-buru. Alhasil, tidak
semua jawaban yang telah dipilih saya hitamkan, dan otomatis perjuangan saya
selama hampir setahun itu gagal tanpa guna. Pada waktu itu saya mengalami
depresi yang teramat sangat. Namun, karena dukungan dari orangtua dan para sahabat,
akhirnya saya kembali bangkit, dengan tekad masih banyak jalan menuju
kesuksesan, USM STAN adalah salah satu diantara jalan-jalan itu, masih ada
jalur SNMPTN, SBMPTN,SPAN-PTKIN, UMPTKIN, dan terakhir setelah semua jalur itu
adalah seleksi Ujian Mandiri.
Saya
pun mendaftar SNMPTN serta SPAN-PTKIN, namun tidak lolos baik SNMPTN, maupun SPAN.
Saya pun kembali mengalami depresi. Hingga kemudian saya pun kembali semangat
untuk mengikuti SBMPTN. Dan ternyata,
keberuntungan belum berpihak. Saya dinyatakan tidak lolos lagi. Sama seperti
sebelumnya, depresi kembali kambuh dan bertambah berat. Butuh waktu yang lama
untuk menerima bahwa saya telah ditolak oleh 4 perguruan tinggi pilihan saya.
Teman-teman pun kembali dengan semangatnya memberi motivasi pada saya untuk
berjuang sekali lagi, yakni jalur UMPTKIN. Jujur saya tidak berminat mengikuti
jalur ini, bukan karena tidak suka dengan PTN-PTN Agama, tapi karena takut
ditolak lagi. Inilah masa-masa penuh kegoncangan pada diri saya bahkan mungkin
semua calon mahasiswa dan mahasiswi. Dan ketika ujian sudah tiba, saya
mengerjakan ujian ini secara asal-asalan, karena saat itu hanya kegagalan lagi
yang terbayang dalam benak saya. Bahkan,soal yang saya bisa hanya sedikit dan
soal-soal yang lainnya saya jawab dengan ngawur. Selepas menunggu kepastian
agak lama, saya beranikan untuk membuka website UMPTKIN. Dengan berdebar-debar
sambil komat-kamit baca doa, akhirnya saya dinyatakan lolos di UIN Sunan
Kalijaga tercinta dengan jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Dengan ekspresi
antara percaya dan tak percaya, saya pun bersujud sebagai tanda syukur.
Orangtua pun setelah mendengar berita ini terlihat lega dan berbangga, serta
siap untuk membiayai segala macam kebutuhan perkuliahan. Dan alhamdulillah,
sekarang saya bisa melanjutkan untuk menimba ilmu di kampus rakyat ini. Dari
pengalaman ini, saya berkesimpulan bahwa ada kalanya manusia berusaha
mati-matian untuk menggapai impian namun harus mengalah pada takdir, juga
sebaliknya, berusaha tanpa tenaga namun takdir berpihak pada kita. Semua tidak
ada yang tahu pada jalan ceritanya masing-masing. Ibarat pepatah Jawa, manungsa
iku adile mung hanglakoni (manusia itu hanya bisa menjalani). Artinya untuk
menjalani dan bertemu dengan takdir terbaik kita adalah dengan berusaha atau
berproses. Dengan berproses itulah jalan hidup kita dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar