Rabu, 01 November 2017

MASUK UINSUKA ITU BERAT


UIN Sunan Kalijaga adalah kampus dengan biaya termurah di Yogyakarta. Walaupun begitu, butuh lika-liku serta perjuangan untuk masuk menjadi mahasiswanya. Sedikit berbagi pengalaman, tujuan saya setelah lulus dari bangku MAN adalah PKN STAN, sekolah kedinasan yang paling diminati di negeri ini. Saya berjuang mati-matian mulai latihan fisik hingga latihan bahasa Inggris mulai dari grammar hingga TOEFL sejak kelas 12 awal. Setelah berjuang selama berbulan-bulan tanpa henti, akhirnya waktu tes ujian pun tiba. Saya mengerjakan semua soal-soal tersebut dengan lancar tanpa kesulitan. Namun, saya salah strategi. Jawaban saya yang mayoritas sudah saya jawab tidak langsung saya hitamkan, tapi hanya saya beri tanda titik-titik di setiap kolom LJK, sehingga saat waktu ujian habis, saya masih menghitamkan jawaban saya di LJK dengan terburu-buru. Alhasil, tidak semua jawaban yang telah dipilih saya hitamkan, dan otomatis perjuangan saya selama hampir setahun itu gagal tanpa guna. Pada waktu itu saya mengalami depresi yang teramat sangat. Namun, karena dukungan dari orangtua dan para sahabat, akhirnya saya kembali bangkit, dengan tekad masih banyak jalan menuju kesuksesan, USM STAN adalah salah satu diantara jalan-jalan itu, masih ada jalur SNMPTN, SBMPTN,SPAN-PTKIN, UMPTKIN, dan terakhir setelah semua jalur itu adalah seleksi Ujian Mandiri.

Saya pun mendaftar SNMPTN serta SPAN-PTKIN, namun tidak lolos baik SNMPTN, maupun SPAN. Saya pun kembali mengalami depresi. Hingga kemudian saya pun kembali semangat untuk mengikuti SBMPTN. Dan  ternyata, keberuntungan belum berpihak. Saya dinyatakan tidak lolos lagi. Sama seperti sebelumnya, depresi kembali kambuh dan bertambah berat. Butuh waktu yang lama untuk menerima bahwa saya telah ditolak oleh 4 perguruan tinggi pilihan saya. Teman-teman pun kembali dengan semangatnya memberi motivasi pada saya untuk berjuang sekali lagi, yakni jalur UMPTKIN. Jujur saya tidak berminat mengikuti jalur ini, bukan karena tidak suka dengan PTN-PTN Agama, tapi karena takut ditolak lagi. Inilah masa-masa penuh kegoncangan pada diri saya bahkan mungkin semua calon mahasiswa dan mahasiswi. Dan ketika ujian sudah tiba, saya mengerjakan ujian ini secara asal-asalan, karena saat itu hanya kegagalan lagi yang terbayang dalam benak saya. Bahkan,soal yang saya bisa hanya sedikit dan soal-soal yang lainnya saya jawab dengan ngawur. Selepas menunggu kepastian agak lama, saya beranikan untuk membuka website UMPTKIN. Dengan berdebar-debar sambil komat-kamit baca doa, akhirnya saya dinyatakan lolos di UIN Sunan Kalijaga tercinta dengan jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Dengan ekspresi antara percaya dan tak percaya, saya pun bersujud sebagai tanda syukur. Orangtua pun setelah mendengar berita ini terlihat lega dan berbangga, serta siap untuk membiayai segala macam kebutuhan perkuliahan. Dan alhamdulillah, sekarang saya bisa melanjutkan untuk menimba ilmu di kampus rakyat ini. Dari pengalaman ini, saya berkesimpulan bahwa ada kalanya manusia berusaha mati-matian untuk menggapai impian namun harus mengalah pada takdir, juga sebaliknya, berusaha tanpa tenaga namun takdir berpihak pada kita. Semua tidak ada yang tahu pada jalan ceritanya masing-masing. Ibarat pepatah Jawa, manungsa iku adile mung hanglakoni (manusia itu hanya bisa menjalani). Artinya untuk menjalani dan bertemu dengan takdir terbaik kita adalah dengan berusaha atau berproses. Dengan berproses itulah jalan hidup kita dimulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar